-->

jenis-jenis sholawat yang tidak sesuai petunjuk Nabi shollallahu 'alaihi wasallam?

jenis-jenis sholawat yang tidak sesuai petunjuk Nabi shollallahu 'alaihi wasallam?


Ustadz mohon dijelaskan jenis-jenis sholawat yang tidak sesuai petunjuk Nabi shollallahu 'alaihi wasallam?
Jawab: Sholawat kepada Nabi termasuk amalan ketaatan yang paling utama. Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:
من صلى علي صلاة واحدة صلى الله عليه عشر صلوات وحطت عنه عشر خطيات ورفعت له عشر درجات
“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh dosanya, dan ditinggikan baginya sepuluh derajat." (Shohih Al-Adabil Mufrod no. 643)
jenis-jenis sholawat yang tidak sesuai petunjuk Nabi shollallahu 'alaihi wasallam?

Para Ulama menjelaskan, bahwa makna sholawat Allah kepada hamba-Nya adalah Allah merahmati hamba tersebut dengan rahmat-Nya yang Mahaluas.

Nabi shollallahu 'alaihi wasallam juga menganjurkan umatnya untuk memperbanyak sholawat kepada beliau di hari Jumat, sebagaimana sabda beliau:

أكثروا علي من الصلاة في كل يوم جمعة فإن صلاة أمتي تعرض علي في كل يوم جمعة فمن كان أكثرهم علي صلاة كان أقربهم مني منزلة

“Perbanyaklah bersholawat kepadaku di setiap hari Jumat, karena sholawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jumat. Barangsiapa yang banyak bersholawat kepadaku, maka dia yang paling dekat denganku kedudukannya.” (HR. Al-Baihaqi dan Shohih At-Targhib wat Tarhib 1673)

Kendati demikian, di sana ada redaksi-redaksi sholawat yang tidak sesuai tuntunan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dan para Shohabat beliau, bahkan sholawat-sholawat tersebut merusak aqidah umat Islam disadari atau tidak. Di antaranya sholawat yang dikenal dengan nama "Sholawat Nariyah":

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِه ِالْحَوَائِجُ

“Ya Allah, berikanlah sholawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada junjungan kami Muhammad yang karena sebab beliau terlepaslah ikatan kesulitan, terbebaskan dari petaka, tertunaikan segala hajat kebutuhan.”

Kandungan sholawat Nariyah ini berisi pengultusan terhadap diri Nabi shollallahu 'alaihi wasallam yang diyakini mampu mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot, melepaskan manusia dari kesulitan dan memenuhi segala hajat. Ini keyakinan syirik yang bertolak belakang dengan aqidah Islam. Padahal beliau telah mengajarkan umatnya aqidah tauhid yaitu keyakinan hanya Allah semata yang kuasa mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot, termasuk manfaat dan mudhorot yang menimpa diri Nabi shollallahu 'alaihi wasallam.

Kemudian ada juga yang disebut dengan "Sholawat Badr", sholawat ini yang masih sering dilantunkan di masjid-masjid kaum Muslimin:

صَلَاةُ اللهِ سَلَامُ اللهِ عَلَى طَهَ رَسُولِ الله صَلَاةُ اللهِ سَلَامُ اللهِ عَلَى يس حَبِيبِ اللهِ تَوَسَّلْنَا بِبِسْمِ اللهِ وَباْلهَادِي رَسُولِ اللهِ وَكُلِّ مُجَاهِدٍ فِي اللهِ بِأَهْلِ الْبَدْرِ يَا اللهُ

"Sholawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Thoha Rosulillah. Sholawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Yasin Habibillah. Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan pemberi petunjuk (yaitu) Rosulillah dan dengan seluruh orang yang berjihad di jalan Allah, serta dengan ahli badr, ya Allah."

jenis-jenis sholawat yang tidak sesuai petunjuk Nabi shollallahu 'alaihi wasallam?

Kandungan sholawat Badr ini mengajak bertawassul kepada Nabi shollallahu 'alaihi wasallam setelah beliau wafat, padahal beliau tidak pernah mengajarkannya. Begitupula bertawassul kepada ahli badr, atau kepada selain mereka dari orang-orang sholih yang telah wafat. Tidak ada dalil yang mensyariatkan hal itu, sedangkan hukum asal ibadah itu terlarang tidak boleh dikerjakan kecuali ada dalil yang mensyariatkan.

Begitupula sholawat Fatih atau sholawat-sholawat lain yang kandungannya menyelisihi Al-Qur'an was Sunnah. Semua sholawat itu baru dibuat ratusan tahun sepeninggal Nabi shollallahu 'alaihi wasallam.

jenis-jenis sholawat yang tidak sesuai petunjuk Nabi shollallahu 'alaihi wasallam?

Dengan demikian, hendaknya kita mencukupkan diri dengan redaksi sholawat yang diajarkan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dan para Shohabat seperti redaksi sholawat di dalam sholat. Semua ini agar kita selamat dari sikap ghuluw (melampaui batas) sebagaimana yang telah diperingatkan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, "Janganlah kalian melampaui batas terhadapku sebagaimana orang-orang Nashroni melampaui batas terhadap 'Isa bin Maryam." (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
Get updates in your Inbox
Subscribe